Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) bagi barista di Danau Toba sebagai bagian dari komitmen pengembangan SDM parekraf khususnya pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham, dalam keterangannya, Rabu (6/03/2024), mengatakan bahwa pelatihan yang diselenggarakan pada 20-21 Februari 2024 di Labersa Hotel & Convention Centre Toba ini merupakan hasil identifikasi atas kebutuhan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di Kabupaten Toba. Termasuk dalam mendukung penyelenggaraan event-event internasional di Danau Toba seperti F1 Powerboat (F1H2O).
“Tujuan pelatihan ini untuk mengoptimalkan potensi atau kemampuan para barista di daerah sekitar Danau Toba. Dengan peningkatan kompetensi dalam pengetahuan dan keterampilan diharapkan akan menghasilkan sikap kerja yang sesuai dengan standar internasional, sehingga mereka semakin mampu berkompetisi,” kata Martini.
Barista telah menjadi salah satu profesi yang semakin populer dan banyak peminatnya di Indonesia seiring dengan menjamurnya _coffeeshop_ lokal di berbagai daerah. Barista tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang kopi dan ahli dalam membuat kopi, tetapi harus bisa menyajikan minuman dengan baik, berkualitas, dan artistik.
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Fahmy Akmal, mengatakan bahwa pelatihan dilakukan dengan menggunakan modul SKKNI Barista dengan pola 20 persen materi dan 80 persen praktik dengan narasumber/instruktur dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang ahli di bidang kopi dan telah berlisensi BNSP. Artinya narasumber juga instruktur telah teregistrasi dan terakreditasi secara nasional.
“SDM di bidang ekonomi kreatif dituntut sigap mengambil peluang usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup, sehingga dapat mempercepat pemulihan dan peningkatan produktivitas SDM ekonomi kreatif, melalui _upskilling_ (peningkatan kompetensi), _re- skilling_ (penguatan kompetensi), menciptakan peluang kerja dan peluang usaha bagi SDM ekonomi kreatif unggul, kompeten dan berdaya saing,” kata Fahmy.
Fahmy menambahkan, 50 peserta PBK yang dinilai kompeten, akan dilanjutkan dengan fasilitasi sertifikasi kompetensi yang difasilitasi oleh Direktorat Standardisasi kompetensi.
“Melalui pelatihan berbasis kompetensi ini diharapkan para peserta dapat memperoleh manfaat, selain kemampuan teknis dan pengetahuan yang semakin berkembang, juga seni dalam meracik kopi semakin terasah,” ujar Fahmy.