JAKARTA – Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII), bersama 33 Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) dan kader-kader Pelajar Islam Indonesia (PII) se-Nusantara, menggelar Rapat Pimpinan Nasional Pelajar Islam Indonesia (RAPIMNAS PII), pada Minggu (5/11/2023).
Dalam forum ini, para peserta dengan tegas menyatakan sikap mereka terkait konflik Palestina-Israel yang terus berkecamuk.
Ketua Umum PB PII Abdul Kohar Ruslan menegaskan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh Israel sehingga menyebabkan korban jiwa nyata yang telah mencapai angka 9.061 jiwa, termasuk diantaranya 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan. Sementara jumlah korban luka melampaui 32.000 orang. Sebanyak 37 orang jurnalis dilaporkan meninggal dunia selama meliput konflik antara Israel-Palestina, sebanyak 32 jurnalis dari Palestina, 4 jurnalis dari Israel dan 1 jurnalis dari Lebanon. Dan serangan Israel juga
telah merusak 4 kamp penampungan pengungsi, sekolah-sekolah, rumah sakit serta
tempat ibadah merupakan genosida yang tak bisa dimaafkan dan dibiarkan terus menerus.
“Militer Israel telah melanggar hukum Hak Asasi Manusia, terbukti bahwa Israel telah memberlakukan blokade total, memutus aliran air dan listrik serta memotong suplai makanan bagi warga sipil adalah sebuah pelanggaran hukum internasional,” kata Abdul Kohar Ruslan selaku Ketum PB PII.
Kohar juga menyatakan bahwa, pemerintah Indonesia harus turut mengambil sikap tegas, karena penjajahan yang dilakukan israel selama lebih dari 75 tahun tidak sesuai dengan apa yang tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia.
“Negara yang kuat adalah negara yang berpegang teguh pada konstitusi. Dalam
pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa segala bentuk penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Keyakinan ini
seharusnya menjadi dasar dari sikap bangsa Indonesia dalam membela Palestina yang
sebagian besar wilayahnya dianeksasi oleh militer Israel. Bagi seluruh rakyat Indonesia,
segala bentuk penjajahan harus segera dihentikandihentikan,” tegas Kohar.
Berikut adalah beberapa poin penting yang diungkapkan dalam pernyataan resmi RAPIMNAS PII:
1. Mengutuk keras segala tindakan militer Israel kepada rakyat Palestina yang
melakukan penyerangan kepada anak-anak, perempuan, orang tua dan seluruh
rakyat Palestina.
2. PII sebagai salah satu mata rantai perjuangan umat islam, menegaskan kembali
hak-hak rakyat Palestina untuk melawan pendudukan militer Israel, termasuk hak
melakukan perjuangan bersenjata. Hak rakyat Palestina untuk melakukan
perlawanan bersenjata diabadikan dalam hukum kebiasaan internasional dan
telah ditegaskan oleh Majelis Umum PBB dalam berbagai kesempatan.
3. Menolak penggunaan kata “terorisme” untuk menggambarkan tindakan
perlawanan rakyat Palestina.
4. Menyampaikan duka cita yang mendalam atas ribuan masyarakat sipil yang
meninggal atas terjadinya eskalasi kekerasan di jalur Gaza.
5. Menyerukan agar segala bentuk penjajahan dan kekerasan yang menimbulkan
jatuhnya korban kemanusiaan agar segera dihentikan dengan daya maupun upaya.
6. Mengecam tindakan Israel yang melakukan pemblokiran logistik kepada warga
sipil Palestina karena telah melanggar hukum Hak Asasi Manusia.
7. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota dewan HAM PBB Periode 2024-2026
berdasarkan hasil voting suara terbanyak diharapkan dapat berperan aktif untuk
berkontribusi menyudahi segala bentuk penjajahan dan aneksasi Israel terhadap
Palestina.
8. Menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dapat menyikapi
penjajahan Israel terhadap Palestina dengan lebih rasional, tidak terprovokasi
informasi hoaks dan menyesatkan yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu
dengan tujuan memanfaatkan konflik Israel-Palestina sebagai kepentingan politik
tertentu dan dapat berpotensi menimbulkan pecah belah di Indonesia.
9. Menyerukan kepada dunia agar mengutuk dan mengambil Langkah tegas terhadap
kebiadaban zionis Israel yang tidak menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
10. Menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk terus mendorong adanya gencatan
senjata dan ikut mendukung kemerdekaan Palestina
11. Menyerukan persatuan kepada negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja sama
Islam) termasuk Indonesia untuk dapat lebih responsif terhadap konflik yang
terjadi di Palestina sekaligus memberikan bantuan pangan dan kesehatan
terhadap warga Gaza yang terisolasi karena kepungan tentara zionis Israel.